KASIH SAYANG

KASIH SAYANG

20130126

Bagaimana rupa senapang Melayu ketika lawan Portugis?


Mereka yang cinta Allah , akan cinta negara, akan cinta negeri, akan cinta bangsa, akan cinta budaya sendiri, itulah kata-kata seorang ahli sufi yang saya kenali. Generasi kini semakin melupakan sejarah bangsa, pada mereka adat hanyalah satu pertunjukan kebudayaan. Untuk menarik minat generasi muda khususnya para pelajar kepada sejarah, kita perlu beri kesedaran kepada mereka bahawa kita mempunyai teknologi yang lebih hebat dari Eropah sebelum kejatuhan Melaka.

Orang Minangkabau mendirikan kerajaan Rembau bersama orang Asli dari Suku Jakun yang begitu digeruni Portugis. Orang Minangkabau membawa bersama senapang yang dipanggil matchlock, meriam serta keris yang hebat yang diberi nama Guloh Rembau.

Tapi malang , tiada kajian, penemuan sehingga saat ini, bagaimana rupa bentuk senapang ini.

Semoga ada usaha kajian dilakukan untuk menjejaki kembali teknologi anak tempatan yang amat hebat satu ketika dulu.

Jangan pula sebab artikel ini blog saya di http://rozmal.blogspot.com disekat sepertimana blog saya sebelum ini di http://waghih.blogspot.com

The arms manufactured by the Bugis are in great repute among the Malays ; also those made at Menangkabowe, particularly the matchlocks and swords ; and those of Rumbowe in the Peninsula. Rumbowe is celebrated for a particular sort of kris, called " Guloh Rumbowe." The Malays of Malacca ascribe the introduc- tion of the kris to the celebrated Hong Tuah, who flourished in the reign of Mansur Shah


At Menancabo excellent poniards made, called creeses; best weapons of all the orient. Islands along the coast of Sumatra, called islands of Menancabo." ARGENSOLA, 1609. "A vessel loaded with creeses manufactured at Menancabo and a great quantity of artillery; a species of warlike machine known and fabricated in Sumatra many years before they were introduced by Europeans


The Straits Times 18 November 1933 : “By both the Portuguese and the Dutch, the State of Rembau was regarded as the principal power in the Malacca hinterland, and both had many a battle with the “rebellious Menangkabowes” The grave of a Portuguese soldier killed in one of these skirmishes is a boundary mark between Malacca and Tampin to this day”.


1 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

kt thailand ada meriam gergasi buatan melayu langkasuka