KASIH SAYANG

KASIH SAYANG

20130614

Napoleon Bonaparte, pemimpin yang cintakan syariat Islam


Diberitakan Napoleon Bonaparte , pemimpin agung Perancis dan penakluk Eropah, menjadi pemimpin pertama Perancis selepas Revolusi Perancis dari tahun 1804-1815, telah memeluk agama Islam pada usia 29 tahun.

Napoleon amat menyanjungi Nabi Muhammad SAW serta menjunjung tinggi syariat Islam, sehingga sebahagian daripada syariat Islam yang diperkenalkan Napoleon masih terdapat dalam Perlembagaan Perancis hingga ke hari ini yang dipanggil Kod Napoleon.

Kod Napoleon yang terdapat syariat Islam ini ialah apabila jurugambar dalam kes kemalangan maut Puteri Diana dan Dodi Al-Fayed telah dijatuhkan hukuman apabila tidak memberi pertolongan kepada mangsa, diambil dari Buku Hukum Syariah yang ditulis oleh Imam Malik ("The photographers were charged with an old part of the French Jurisprudence, for ‘not helping at the scene of an accident’- which is taken from the Shari'ah Law of Imam Malik.")

Diceritakan juga Napoleon Bonaparte adalah merupakan keturunan Sultan dari Kepulauan Melayu Nusantara dari Makassar. Menariknya perairan Makassar terdapat banyak ikan Napoleon yang melindungi terumbu karang.

Itu Napoleon, bagaimana pula kita yang telah dari lahir lagi Islam, tetapi tidak menegakkan syariat Islam, tidak menjadikan Nabi Muhammad SAW contoh ikutan dalam kehidupan seharian kita.

Bagaimana pula pemimpin Islam yang sejak dari lahir lagi Islam, mereka sepatutnya lebih terkehadapan lagi dalam isu menegakkan syariat Islam berbanding Napoleon.


Napoleon Bonaparte seorang Islam?

Seorang penulis  bernama  Davis Musa Pidcock  menulis sebuah buku bertajuk  Satanic Voices-Ancient and modern terbit  pada tahun 1992 mengatakan  Napoleon Bonaparte memeluk Islam pada  02 July 1798 atau  23 tahun sebelum meninggal dunia.

Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, turut melaporkan berita  Napoleon Bonaparte  memeluk  Islam pada tahun 1798. C.Cherfils Penulis  buku ‘Napoleon And Islam’.

Majalah Genuine Islam yang diterbitkan di Singapura edisi Oktober 1936  pernah menyiarkan  kata-kata  Napoleon Bonaparte seperti berikut. “Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”

Kata Napoleon  Bonaparte lagi: “Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”

Akhirnya  beliau  berkata : “In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”

Selanjutkan Nepoleon Bonapart  mengatakan “Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan.”



Napoleon Bonaparte embraced Islam?

In the book, ‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ by David M. Pidcock, (1992 ISBN: 1-81012-03-1), it states on page 61, that the then official French Newspaper, Le Moniteur, carried the accounts of his conversion to Islam, in 1798 C.E.

It mentions his new Muslim name, which was ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’. He commends the conversion of his General Jacques Menou, who became known as General ‘Abdullah-Jacques Menou’, who later married an Egyptian, Sitti Zoubeida - who was descended from the line of the Prophet Muhammad.

Napoleon did recognise the superiority of the Islamic (Shari'ah) Law - and did attempt to implement this in his Empire.  Most of this, as one can imagine, has been removed/replaced by modern-day secular laws in France and other parts of Europe, but some aspects of the Islamic (Shari'ah) Law do currently exist in French constitution as the basis for some of their laws from the Code Napoleone.  One publicised case was that of the fatal car accident with Diana, Princess of Wales, and Dodi Al-Fayed. "The photographers were charged with an old part of the French Jurisprudence, for ‘not helping at the scene of an accident’- which is taken from the Shari'ah Law of Imam Malik." (David M. Pidcock, 1998 C.E.)


Benarkah Napoleon Muslim?

Napoleon disebut-sebut mengakui superioritas hukum Islam, bahkan berniat menerapkannya di kekaisarannya di Prancis. Prinsip-prinsip syariah itu sempat dimasukkan ke dalam Civil Code Napoleon atau hukum yang ditulis oleh Napoleon. Code Napoleon ini kemudian menjadi menginspirasi konstitusi Prancis dan konstitusi negara-negara taklukan Napoleon di Eropa.

Tunggu dulu…ternyata penerapan prinsip syariah dalam hukum Prancis ini ada contohnya di dunia kontemporer. Berita yang ditulis media.isnet.org ini menyebutkan, salah satunya adalah ketika terjadi kecelakaan fatal 1997 yang menewaskan Putri Diana dari Inggris dan teman dekatnya, Dodi al-Fayed. Para fotografer yang memotret insiden tersebut juga ikut dikenai dakwaan hukum dengan bersumber pada jurisprudensi Prancis.

Dakwaan itu menyebutkan, para fotografer ikut bersalah “karena tidak menolong saat berada di lokasi kejadian”. Nah, menurut Pidcock, prinsip ini konon berasal dari hukum syariah hasil ijtihad dari Imam Malik. Lebih jauh lagi, hubungan Napoleon dengan Islam diungkap juga dalam Bonaparte and Islam atau versi Prancisnya, Bonaparte et Islam, tulisan Christian Cherfils.



Rahasia yang Tersimpan Napoleon Bonaparte Ternyata Muslim

Biografi tentang Napoleon Bonarparte begitu menarik perhatian seluruh dunia siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonarparte seorang Jendral dan Kaisar Perancis. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang di tulis oleh Michael H. Peperangan Era Napoleon adalah serangkaian peperangan pada waktu Napoleon Bonaparte memerintah Negara Perancis pada tahun 1799-1815.
Perang ini terjadi khususnya di benua Eropa, tetapi perang tersebut terjadi di beberapa tempat di benua lainnya dan merupakan kelanjutan dari perang Revoli Perancis tepatnya pada tahun 1789. Perang ini menyebabkan perubahan besar sistem kemiliteran di Eropa.



Benarkah Napoleon Bonaparte Keturunan Makassar?

Saya tertegun ketika SM Noor menjelaskan tentang ekses dari Perang Makassar tahun 1669 pada acara bedah novelnya “Prahara Benteng Somba Opu” di Gramedia 30 Mei 2011 lalu. Salah satunya adalah banyaknya pelarian para bangsawan Makassar, termasuk dari wilayah etnik Bugis yang menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa.

Menurut SM Noor, hanya ke Pulau Jawa yang diikuti sejarah sementara pelarian bangsawan Makassar ke Malaysia dan Asia Tenggara lainnya tidak diikuti sejarah. Salah satunya yang tidak diikuti sejarah adalah jejak Napoleon Bonaparte yang baru belakangan terungkap ternyata anak keturunan bangsawan dari Kerajaan Gowa.

Menurut beberapa media yang saya baca, Napoleon Bonaparte berasal dari keturunan I Yandulu Daeng Mangalle yang melarikan diri ke Siam (Thailand) setelah Kerajaan Gowa ditundukkan Belanda atas politik pecah belah bersama Kerajaan Bone. Dua putra Daeng Mangalle yakni Daeng Tulolo dan Daeng Ruru kemudian dibawa oleh Kapten Tentara Perancis ke Perancis atas izin dari Raja Narai. Kemudian kedua putra keturunan Gowa tersebut disekolahkan di Akademi Militer Prancis.

Daeng Ruru dan Daeng Tulolo kemudian dibaptis oleh uskup kota Le Mans pada tanggal 7 Maret 1687. Sedang  Raja Louis sebagai ayah baptis. Daeng Ruru berganti nama menjadi Louis Pierre de Macassart, sementara Daeng Tulolo menjadi Louis Dauphin. Dari kedua keturunan Gowa itulah Napoleon berasal. Karena itu, ciri fisik  Napoleon mirip dengan ciri orang Melayu yakni postur tubuh lebih kecil dibanding orang Eropa pada umumnya.


Ikan Napoleon Sulawesi Tenggara Terancam Punah 
Rabu, 10 April 2013 


TEMPO.CO , Kendari: Ikan Napoleon atau dalam bahasa latinnya Cheilunus Undulatus di perairan Sulawesi Tenggara terancam punah. Populasinya terus menurun akibat maraknya perburuan ilegal oleh nelayan. Maklum saja ikan itu memiliki harga yang terbilang mahal.

Di Sulawesi Tenggara pesebaran jenis ikan Napoleon bisa ditemui di sekitar perairan Wakatobi, Lasolo, Konawe Utara dan perairan Tiworo . Ikan Napoleon merupakan jenis ikan demarsal atau ikan yang hidup di dasar. Ikan Napoleon merupakan predator atau pemakan bioata laut yang merusak terumbu karang. Dengan menyusutnya populasi ikan tersebut, perusak karang kian tumbuh subur sehingga terumbu karang banyak yang rusak.


Tiada ulasan: